Latar Belakang Sejarah, Laba Dan Kerugian Serta Konsep Dasar Beton Prategang

PENGERTIAN BETON PRATEGANG


Prategang berarti tegangan yg bekerja sekalipun tidak ada beban yg bekerja, baik beban mati atau beban hidup. Sehingga beton prategangan atau pratekan sanggup didefenisikan sbg suatu sistem struktur beton yg bekerja secara khusus dengan jalan diberikan tegangan awal tertentu sebelum memikul beban luar. Tujuan proteksi tegangan awal tersebut yakni untuk menjadikan tegangan awal tekan beton pada lokasi dimana nantinya akan terjadi tegangan tarik pada dikala konstruksi memikul beban luar. Sehingga diharapkan pada saat  tegangan tarik terjadi, tegangan tarik tersebut sanggup berkurang atau bahkan hilang sama sekali alasannya direduksi oleh tegangan pratekan. Hal ini sanggup terjadi alasannya secara umum sanggup dikatakan bahwa logika kerja prategang yakni penjumlahan tegangan-tegangan dengan tanda yg berlawanan.

Teknis proteksi tegangan awal ini yakni dengan jalan menunjukkan tendon/kabel baja yg ditegangakan dengan jalan ditarik sebelum dicor/ dicetak. Pemasangan tendon diletakkan dengan suatu eksentrisitas tertentu terhadap titik erat/garis netral penamang. Setelah pengecoran selesai, penarikan tendon dilepas sehingga menjadikan tegangan tekan pada tempat tarik. Tegangan tekan inilah yg akan melawan tegangan tarik yg timbul pada dikala struktur tersebut mendapatkan beban. Tetapi perlu diingat bahwa proteksi tendon bukan berarti meniadakan pemakaian tulangan baja. Tetapi tulangan baja tetap dibutuhkan namun dalam jumlah yg lebih sedikit dibandingkan beton bertulang biasa.



LATAR BELAKANG SEJARAH


Konsep umum beton prategang pada mulanya dirumuskan pada periode 1885–1890 oleh C. F. W Doehring di Jerman dan P. H. Jackson di Amerika Serikat. Pada awalnya, penerapan struktur ini terhambat oleh mutu baja dikala itu yg masih rendah. Hal ini menjadi penghambat alasannya tendon baja yg ditegangkan dengan tegangan yg rendah tidak akan menjadikan tegangan tekan aksial yg cukup untuk mencegah terjadinya susut dan rangkak. Namun pengembangan taori beton prategang dimulai oleh J. Mandl (Jerman, 1986), yg lalu dilanjutkan oleh M. Koenen (Jerman,1907). Mandl menemukan kehilangan gaya prategang akhir perpendekan lentur dari beton. Selanjutnya     G. R Steiner (Amerika Serikat, 1908) menemukan kehilangan prategang akhir susut dan menyarankan dilsayakan penegangan kembali sehabis susut terjadi. Pada dikala itu juga orang sdah sanggup memproduksi baja dengan kekuatan tinggi.

Beberapa konstruksi yg sanggup dikatakan sbg penerapan awal beton prategang pada dikala itu yakni :


  • R.E. Dill (AS, 1928) menerapkan pada pembuatan papan-papan brand dan tiang-tiang pagar.
  • Tahun 1935 dibentuk prategang melingkar untuk tangki-tangki penyimpan.
  • Jembatan Walnut Line (Philadelphia 1949–1950) sanggup dikatakan sbg penggunaan utama yg pertama.






Prategang untuk elemen-elemen linear berkembang di Eropa tahun 1928 yg dikembangkan oleh F. Dischinger, E Freyssinet, E Hoyer, G Magnel, Y Guyon, P Abeles dan F Leonhardt. Sedang di Amerika Serikat, pengembang dan pengguna utama dikala itu yakni T. Y Lin.





KEUNTUNGAN & KERUGIAN BETON PRATEGANG


Beberapa laba beton prategang yakni :

v   Beton bebas dari retak-retak akhir beban layan. Khususnya apabila beton berada di tempat yg terbuka terhadap cuaca atau pada tempat yg sangat korosif. Sehingga korosi tulangan akhir retak-retak sanggup dihindarkan. Karena beton prategang bebas retak, maka seluruh penampangnya sanggup bekerja secara efektif sehingga mempunyai keksayaan yg lebih besar.

v   Beton prategang sanggup mengakomodir susut dan rangkak dengan baik.

v   Pratekan dari beton mengurangi kecenderungan/resiko terjadinya retak-retak miring.

v   Penggunaan tendon yg melengkung pada beton prategang sanggup berfungsi sbg kekuatan yg membantu untuk memikul geser. Bahkan kekuatan geser ini lebih konsisten dibandingkan dengan kekuatan geser dalam beton biasa.

v   Dapat memperkecil lendutan, alasannya materialnya bermutu tinggi, penampangnya berfungsi sepenuhnya (tanpa retak) dan seperti telah terjadi lendutan keatas sebelum memikul beban layan.



Selain mempunyai keuntungan-keuntungan, beton prategang juga mempunyai kerugian-kerugian menyerupai :

v   Material-material penyusunnya yakni material dengan mutu tinggi yg tentunya mempunyai harga satuan yg lebih tinggi pula.

v   Kemungkinan dibutuhkan acuan/bekisting yg lebih rumit

v   Membutuhkan pengangkeran ujung dan membutuhkan pelat landas.

v   Upah buruh yg lebih tinggi alasannya membutuhkan buruh dengan skill yg lebih memadai.

v   Dibutuhkan pengontrolan/pengendalian yg sangat ketat pada setiap tahapan pelaksanaan. Baik pengontrolan kualitas material dan peralatan, maupun skill manusia.

v   Tidak sanggup dilaksanakan hanya dengan perperalatanan seadanya menyerupai pada beton bertulang biasa.  

 

KONSEP DASAR & PENDEKATAN PERENCANAAN




Bagian utama perhitungan dan analisis beton prategang yakni mencakup pengunaan beban kerja, tegangan ijin dan anggapan-anggapan sederhana/dasar menyerupai yg digariskan dalam SK SNI T-15-1991-03 pasal 3.11.2 hingga pasal 3.11.5. Disamping itu juga harus memenuhi syarat kekuatan yg ditentukan sehingga pada beberapa tempat juga dilsayakan anlisis dengan memakai beban terfaktor dan faktor reduksi kekuatan yg sesuai.

Cara yg dipakai untuk menunjukkan gaya prategang yakni dengan memakai tendon baja yg diberi tegangan dengan cara di tarik. Ada dua metode proteksi tegangan prategang, yaitu Pretensioning (pra penarikan) dan Postensioning ( Pasca tarik atau Penarikan purna ). Pretensioning yaitu metode pelaksanaan yg menunjukkan gaya prategang sebelum beton tersebut dicetak (dicor). Sedang pos tensioning yakni metode pelaksanaan yg menunjukkan gaya prategang sehabis beton dicetak.
 

Subscribe to receive free email updates: