Tri Ayodha Ajiwiguna
Rekayasa Instrumentasi & Energi Universitas Telkom
Energi radiasi matahari yg mencapai bumi sangatlah berlimpah. Untuk mekhasiatkan energi tersebut diharapkan teknologi yg sanggup mengkonversi energi tersebut. Sebagai pola adalah solar cell yg merupakan teknologi yg mengkonversi energi cahaya matahari menjadi energi listrik. Banyak penelitian yg dilakukan untuk membuatkan teknologi ini. Selain cahaya, matahari juga meradiasikan energy kalor (thermal) yg sanggup dikhasiatkan untuk membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari menyerupai pengering, memasak, penyulingan air, pemanas, bahkan pembangkit listrik & mesin pendingin.
Radiasi matahari & Atmosfer
Matahari merupakan salah satu benda langt yg sanggup meradiasikan energi. Seperti halnya bintang, sebagian besar matahari terdiri dari gas hydrogen & helium. Matahari meradasikan energi dari reaksi fusi nuklir yg terjadi di inti matahari
Reaksi Fusi Di Inti Matahari
Energi yg keluar dari matahari (energi solar) mencapai bumi dalam bentuk gelombang elektromagnetik sehabis mengalami interaksi dengan atmosfer. Radiasi energi yg keluar / dipantulkan oleh atmosfer disebut dengan radaiasi atmosfer. Radiasi matahari yg mencapai di diluar atmosfer bumi disebut dengan total solar irradiance yaitu sebersar Gs=1366 W/m2 [1].
Energi matahari yg hingga ke bumi selama setahun diperkirakan sebesar 5.46 x 1024 J. Se&gkan dengan konsumsi energi di bumi selama setahun yaitu hanya 5 x 1020 J. Dengan kata lain, konsumsi energi di bumi hanya 0.01% dari energi yg diterima bumi oleh radiasi matahari.
Tidak semua energi yg tiba ke bumi benar-benar mencapai bumi (tanah). Sekitar 30% energi dipantulkan ke luar angkasa, sekitar 20% energi diserap oleh awan & molekul air di udara. Di sisi lain, sekitar 75% dari permukaan bumi merupakan lautan. Walaupun begitu, kalau dianggap hanya 10% dari energi matahari yg sanggup dikhasiatkan, jumlah energi tersebut masih bisa, memenuhi kebutuhan di bumi.
