Kalau masih galau dengan sistem refrigeasi mungkin klarifikasi pola di bawah ini sanggup membantu.
Misalkan ada sebuah AC Pendingin dengan refrigeran R22 yg mempunyai kondisi kerja tekanan tinggi (HP) 2 MPa & tekanan rendah (LP)0.7 Mpa.
Perhatikan juga gambar 1 pada "Cara Kerja Air Conditioner". Misalkan diawali dengan proses dari nomor 1 ke nomor 2. R22 di titik 1 berada di tekanan rendah (0.7 MPa), kemudian mengalami kompresi secara isentropik ke titik 2 sehingga menjadi tekanan tinggi (2MPa). Pada titik 2 suhu refrigeran R22 menjadi sekitar 75 derajat celcius dalam bentuk gas.
Sejanjutnya dari nomor 2 ke nomor 3. Suhu 75 derajat celcius ini lebih tinggi dari pada udara lingkungan sekitar kondenser (misalkan udara sekitar kondenser 28 derajat celcius) sehingga refrigeran melepaskan kalor. Akibatnya temperatur refrigeran turun hingga refrigeran mulai mengembun, pada tekanan 2 MPa R22 mulai mengembun pada temperature sekitar 40 derajat celcius. Pada temperatur ini (40 derajat celcius) masih lebih tinggi dari pada suhu udara lingkungan, refrigeran tetap melepaskan kalor. Pelepasan kalor kali ini tidak menurunkan suhu tetapi merubah fasa refrigeran yg tadinya befasa gas menjelma fasa cair (mengembun/kondensasi). Refrigeran terus mengalami pengembunan/kondensasi dari yg seluruhnya gas--> menjadi adonan gas-cair --> & balasannya menjadi cair semua. Proses ini berlangsung pada kondenser, sesuai dengan namanya kondenser berfungsi untuk mengkondensasikan refrigeran. Kondenser ini diletakkan di luar ruangan yg ingin didinginkan (misalkan di luar rumah/gedung).
Selanjutnya dari nomor 3 ke nomor 4. Setelah fasa refrigeran menjadi cair semua, kemudian mengalami perluasan yg menjadikan tekanan refrigeran turun dari tekanan tinggi (2 MPa) menjadi tekanan rendah (0.7 MPa) secara isoentalphy. Penurunan tekanan ini disertai dengan penurunan suhu yg sangat drastis. Refrigeran R22 pada keadaan ini & tekanan 0.7 MPa mempunyai suhu sekitar 15 derajat celcius. Fasanya pun sedikit berubah, yg semula berfasa cair semua menjadi ada sedikit fasa gas.
Kembali ke awal dari nomor 4 ke nomor 1. Suhu 15 derajat celcius ini lebih rendah dari pada Suhu udara ruangan yg didinginkan (misalkan awalnya ruangan bersuhu 25 derajat celcius). Akibatnya terjadi perpindahan kalor dari udara ruangan yg didinginkan ke refrigeran. Namun perpindahan kalor ini tidak buat refrigeran mengalami keniakan suhu melainkan mengalami perubahan2 fasa. Refrigeran mengalami perubahan2 fasa dari yg tadinya banyak berfasa cair menjadi fasa gas. Proses ini berlangsung pada evaporator, sesuai dengan namanya evaporator berfungsi untuk menguapkan (evaporasi) refrigeran.
Kembali ke awal dari nomor 4 ke nomor 1. Suhu 15 derajat celcius ini lebih rendah dari pada Suhu udara ruangan yg didinginkan (misalkan awalnya ruangan bersuhu 25 derajat celcius). Akibatnya terjadi perpindahan kalor dari udara ruangan yg didinginkan ke refrigeran. Namun perpindahan kalor ini tidak buat refrigeran mengalami keniakan suhu melainkan mengalami perubahan2 fasa. Refrigeran mengalami perubahan2 fasa dari yg tadinya banyak berfasa cair menjadi fasa gas. Proses ini berlangsung pada evaporator, sesuai dengan namanya evaporator berfungsi untuk menguapkan (evaporasi) refrigeran.
Se&gkan kalau ditinjau dari udara ruangan yg ingin didinginkan maka udara tersebut mengalami perpindahan kalor ke refrigeran sehingga udara kehilangan kalor. Kehilangan kalor ini menjadikan temperatur udara menjadi turun.
Pelajari juga diagram P-h & Siklus Refrigerasi dalam Diagram P-h!