Berdasarkan fasanya zat sanggup dibagi menjadi tiga jenis yaitu padat, cair & gas. Ketiganya mempunyai perbedaan masing-masing. Setiap zat juga sanggup berubah dari fasa yg satu ke fasa yg lain dengan mendapatkan / melepaskan kalor.
Pada goresan pena ini mengambil rujukan air. Air dalam bentuk padat kita kenal dengan es, dalam bentuk cair kita kenal dengan air, & dalam bentuk gas kita kenal dengan uap air. Misalkan kita mengambil rujukan sebuah es watu dengan suhu -20 derajat celcius kemudian kita panaskan hingga menjadi uap. Bagaimana prosesnya??
Sebelum menjawab pertanyaan itu ada istilah yg dinamakan kalor sensibel & kalor laten. Kalor sensibel yaitu kalor yg mengakibatkan perubahan2 suhu. Se&gkan kalor laten yaitu kalor yg tidak mengakibatkan perubahan2 suhu sebab kalor laten dipakai untuk merubah fasa.
Jika sebuah es dalam suhu -20 derajat celcius pada tekanan 1 atm diberikan kalor (kita panaskan) secara terus menerus maka yg terjadi yaitu es tersebut mengalami kenaikan suhu sehinggai menjadi es bersuhu suhu 0 derajat celcius sehingga. Inilah yg dinamakan dengan kalor sensibel.
Pada goresan pena ini mengambil rujukan air. Air dalam bentuk padat kita kenal dengan es, dalam bentuk cair kita kenal dengan air, & dalam bentuk gas kita kenal dengan uap air. Misalkan kita mengambil rujukan sebuah es watu dengan suhu -20 derajat celcius kemudian kita panaskan hingga menjadi uap. Bagaimana prosesnya??
Sebelum menjawab pertanyaan itu ada istilah yg dinamakan kalor sensibel & kalor laten. Kalor sensibel yaitu kalor yg mengakibatkan perubahan2 suhu. Se&gkan kalor laten yaitu kalor yg tidak mengakibatkan perubahan2 suhu sebab kalor laten dipakai untuk merubah fasa.
Jika sebuah es dalam suhu -20 derajat celcius pada tekanan 1 atm diberikan kalor (kita panaskan) secara terus menerus maka yg terjadi yaitu es tersebut mengalami kenaikan suhu sehinggai menjadi es bersuhu suhu 0 derajat celcius sehingga. Inilah yg dinamakan dengan kalor sensibel.
Jika es dengan suhu 0 derajat celcius itu masih diberikan kalor maka suhu es tersebut tidak mengalami kenaikan suhu namun es tersebut akan mencair sehingga menjadi air yg mempunyai suhu 0 derajat celcius. Inilah yg dinamakan dengan kalor laten.
Jika air bersuhu 0 derajat Celsius ini masih mendapatkan kalor maka suhunya akan naik lagi hingga titik didih (kalor sensibel). Jika pada ketika mendidih tetap mendapatkan kalor maka air tidak akan mengalami kenaikan suhu tapi berubah fasa menjadi uap air/fasa gas (kalor laten). Setalah menjadi uap seluruhnya barulah uap air ini akan mengalami kenaikan suhu lagi.
Untuk menjelaskan hak ini sanggup dilihat gambar grafik energi & suhu dibawah ini:
Titik A merupakan citra pada ketika es bersuhu -20 derajat celcius, kemudian mendapatkan kalor sebesar EB-EA sehingga suhunya naik hingga titik beku-cair. Kemudian mendapatkan kalor lagi sebesar EC-EB sehingga es mencair hingga menjadi air & seterusnya.
Proses pelepasan kalor sama namun kebalikannya. Jika ada uap dengan kondisi F kemudian melepas kalor sebesar EF-EE maka suhu uap air itu menurun manjadi suhu titik didih, kemudian jikalau tetap melepaskan kalor maka tidak menurunkan suhu lagi, tetapi fasanya berubah dari yg tadinya uap mencair hingga seluruhnya menjadi cair sehabis itu gres suhu air menurun, begitu seteursnya.
Besarnya energi kalor yg diharapkan untuk menaikkan suhu ialah:
Dimana:
: Besarnya energi
: massa bahan2 yg suhunya akan naik/turun
: kalor jenis bahan2
: Perubahan2 suhu bahan2
besarnya energi untuk meribah fasa dari fasa padat satu ke fasa cair yaitu
Mana:
: banyaknya kalor yg diharapkan
: kalor lebur/cair
: massa bahan2 yg mencair
besarnya energi untuk meribah fasa dari fasa cair satu ke fasa gas yaitu
Mana:
: banyaknya kalor yg diharapkan
: kalor uap
: massa bahan2 yg mencair
Pertanyaan iseng…
Jika ada pertanyaan: pada suhu berapa air & mendidih??
Mungkin sebagian dari besar dari kita akan menjawab tanpa ragu bahwa air akan mendidih yaitu 100 derajat celcius. Jawaban ini bisa, benar bisa, salah sebab bergotong-royong air sanggup mendidih tidak hanya pada 100 derajat celcius. Jawaban yg lebih sempurna yaitu “pada tekanan 1 atm air mendidih pada suhu 100 derajat celcius”.
Jika air bersuhu 0 derajat Celsius ini masih mendapatkan kalor maka suhunya akan naik lagi hingga titik didih (kalor sensibel). Jika pada ketika mendidih tetap mendapatkan kalor maka air tidak akan mengalami kenaikan suhu tapi berubah fasa menjadi uap air/fasa gas (kalor laten). Setalah menjadi uap seluruhnya barulah uap air ini akan mengalami kenaikan suhu lagi.
Untuk menjelaskan hak ini sanggup dilihat gambar grafik energi & suhu dibawah ini:
Titik A merupakan citra pada ketika es bersuhu -20 derajat celcius, kemudian mendapatkan kalor sebesar EB-EA sehingga suhunya naik hingga titik beku-cair. Kemudian mendapatkan kalor lagi sebesar EC-EB sehingga es mencair hingga menjadi air & seterusnya.
Proses pelepasan kalor sama namun kebalikannya. Jika ada uap dengan kondisi F kemudian melepas kalor sebesar EF-EE maka suhu uap air itu menurun manjadi suhu titik didih, kemudian jikalau tetap melepaskan kalor maka tidak menurunkan suhu lagi, tetapi fasanya berubah dari yg tadinya uap mencair hingga seluruhnya menjadi cair sehabis itu gres suhu air menurun, begitu seteursnya.
Besarnya energi kalor yg diharapkan untuk menaikkan suhu ialah:
Dimana:
besarnya energi untuk meribah fasa dari fasa padat satu ke fasa cair yaitu
Mana:
besarnya energi untuk meribah fasa dari fasa cair satu ke fasa gas yaitu
Mana:
Pertanyaan iseng…
Jika ada pertanyaan: pada suhu berapa air & mendidih??
Mungkin sebagian dari besar dari kita akan menjawab tanpa ragu bahwa air akan mendidih yaitu 100 derajat celcius. Jawaban ini bisa, benar bisa, salah sebab bergotong-royong air sanggup mendidih tidak hanya pada 100 derajat celcius. Jawaban yg lebih sempurna yaitu “pada tekanan 1 atm air mendidih pada suhu 100 derajat celcius”.