A.PEMERIKSAAN DYNAMIC CONE PENETROMETER ( DCP )
Untuk merencanakan jenis konstruksi dalam rangka peningkatan jalan, maka terlebih dahulu harus diketahui nilai CBR ( California Bearing Ratio ) dari tanah sub-grade. Data-data CBR di lapangan didapatkan dari investigasi dengan menggunakan peralatan Dynamic Cone Penetrometer ( DCP ).
Maksud dari investigasi ini yaitu untuk memilih CBR di suatu tempat pada kedalaman tertentu. Pemeriksaan DCP dilsayakan untuk jalan yg belum beraspal, baik jalan tanah maupun jalan kerikil, pada panjang jalan efektif untuk peningkatan jalan.
Perperalatanan yg digunakan adalah:
Alat Dynamic Cone Penetrometer (DCP) 1 set,
Pahat,
Linggis,
Martil,
Sendok,
Meteran,
Formulir lapangan.
Adapun mekanisme investigasi yaitu sbg berikut:
Menentukan titik pengujian dengan interval 200 meter sepanjang ruas jalan yg ditetapkan,
Mencatat Stasion (Sta.),
Membuat lubang pada perkerasan yg ada sampai didapat lapisan tanah sederhana/dasar,
Ukur ketebalan lapisan perkerasan yg ada dan catat pada formulir pengukuran,
Letakkan peralatan DCP pada lubang di atas lapisan tanah sederhana/dasar,
Ukur ketinggian plat terhadap perkerasan,
Kunci posisi meteran dan jaga biar tidak berubah,
Melsayakan tumbukan dengan mengangkat hammer/martil dan menjatuhkan secara bebas (tinggi jatuh bebas 50,8 m),
Pembacaan dilsayakan setiap 5 (lima) tumbukan dan dicatat kedalaman penetrasi,
Prosedur dilanjutkan sampai pembacaan mencapai 85 s/d 90 cm kecuali kalau dijumpai lapisan tanah yg sangat keras (lapis batuan),
Setelah selesai, pindahkan peralatan ke tempat berikutnya dan tutup lubang bekas pengujian.
Pemeriksaan DCP harus dilsayakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan sbg berikut:
Alat DCP yg digunakan harus sesuai dengan ketentuan yg ada,
Pemeriksaan dilsayakan pada sumbu jalan untuk permukaan jalan tanah/kerikil dan pada permukaan lapisan tanah sederhana/dasar,
Harus dicatat ketebalan serta setiap jenis bahan.-bahan. perkerasan yg ada menyerupai lapisan sirtu, lapisan telford, lapisan pasir dan sbgnya,
Selama investigasi harus dicatat keadaan-keadaan khusus yg perlu diperhatikan menyerupai timbunan, kondisi drainase, cuaca, waktu dan sbgnya,
Lokasi awal dan simpulan dari investigasi harus dicatat dengan jelas.
B.LUBANG PERCOBAAN ( TEST PIT )
Pekerjaan penyelidikan uji sumuran ( test pit ) ini berkhasiat untuk mengetahui jenis ketebalan serta urutan-urutan lapisan tanah bawah permukaan dengan jelas, baik pada lokasi jalan yg akan direncanakan sehingga akan diketahui jenis penyebaran dan ketebalan tanahnya. Test pit dilsayakan dengan interval investigasi 500 meter sepanjang ruas jalan.
Dalam pelaksanaan tersebut dicatat perihal uraian jenis dan warna tanah, kedalaman dan elevasinya.
Pembuatan sumur uji ( Test Pit ) sanggup dilarang bilamana :
Telah dijumpai lapisan keras, baik pada lokasi maupun di kawasan sekelilingnya
Bila dijumpai rembesan air tanah yg cukup besar sehingga sulit untuk diatasi
Bila dinding galian gampang runtuh, sehingga pembuatan galian mengalami kesulitan, meskipun sudah diatasi dengan memasang papan penahan.
C.PENGAMBILAN CONTOH TANAH
Pengambilan contoh. tanah di lapangan perlu dilsayakan untuk mengetahui sifat fisik dan parameter tanah. Selanjutnya dilsayakan penelitian tanah di laboratorium.
D.FORMULA UJI LABORATORIUM
1) Klasifikasi Tanah
Maksud dari penjabaran tanah secara umum yaitu pengelompokan banyak sekali jenis tanah ke dalam kelompok yg sesuai dengan sifat teknik dan karakteristiknya.
Klasifikasi tanah sanggup dilsayakan dengan 2 (dua) cara, yaitu cara AASHTO dan cara USCS. Uji laboratorium yg dilsayakan untuk mengetahui penjabaran tanah pada pekerjaan ini yaitu menggunakan penjabaran USCS (Unified Soil Clssification System).
Menurut sistem USCS, tanah dikelompokkan dalam tiga kelompok, yaitu :
Tanah berbutir kasar, yaitu tanah yg memiliki persentase lolos ayakan No. 200 50 %,
Tanah berbutir halus, yaitu tanah dengan persentase lolos ayakan No. 200 50 %, dan
Tanah Organis.
2) Kadar Air ( Water Content )
Pengujian ini bertujuan untuk memilih kadar air dari contoh. tanah. Yang dimaksud dengan kadar air tanah yaitu perbandingan antara berat air yg terkandung dalam tanah (sampel) dengan berat butir tanah tersebut , yg dinyatakan dalam persen.
Kadar air dihitung dengan menggunakan rumus sebagi berikut :
W = Ba x 100%
Bb
dimana :
W= kadar air,
Ba= berat air,
Bb= berat butir.
3) Berat Jenis ( Specific Grafity )
Tujuan dari uji ini yaitu untuk memilih berat jenis ( specific grafity ) dari contoh. tanah yg diselidiki. Berat jenis ( specific grafity ) yaitu perbandingan antara berat butir tanah dengan berat air pada volume yg sama. Dengan diketahuinya specific grafity (berat jenis) suatu tanah, maka parameter-parameter menyerupai ratio (e), n, d, dan S sanggup diketahui.
Berat jenis sanggup dihitung dengan rumus :
Berat Jenis = Berat Tanah
Isi Tanah