Metodologi Dan Pelaksanaan Dari Perencanaan Teknis Jembatan

Lama rasanya gres aku menulis lagi, karena kesibukan Desember yg sangat padat. Oke, pembaca setia Blog ini hari ini aku akan menulis mengenai Metodologi dan Pelaksanaan Perencanaan teknis Jembatan. Selamat membaca:

1.METODOLOGI

Untuk mencapai tujuan proyek dan lingkup jasa konsultansi yg diminta pada pekerjaan ini sbgmana pendekatan teknis diatas, konsultan dalam melsayakan pekerjaan akan berpedoman kepada NSPM (Norma Standar Pedoman dan Manual) serta didalam diskusi dan pembahasan hasil perencanaan akan melibatkan instansi dan pejabat terkait yg berkompetensi didalam bidang pekerjaan jalan/jembatan. 
Tahapan acara disusun untuk menjabarkan lingkup jasa konsultansi menyerupai yg diminta di dalam KAK dan diuraikan didalam metodologi kerja sbgmana ditunjukkan pada laporan pendahuluan sebelumnya.


2.SURVEY TOPOGRAFI



  • Prosedur


A.Surat Ijin Survey

1.Pengajuan lokasi, jenis survey, jumlah dan waktu pelaksanaan survey oleh engineer kepada Team Leader untuk mendapat masukan dan persetujuan
2.Hasil persetujuan dari Team Leader, selanjutnya mengajukan ijin survey ke pemberi kiprah berikut tanggal, jenis, jumlah dan lokasi pelaksanaan survey
3.Setelah persetujuan survey oleh pemberi tugas, selanjutnya pemberi kiprah .membuat. surat pemberitahuan kepada instansi yg terkait dengan pelaksanaan survey yg akan dibawa oleh pelaksana survey


B.Pelaksanaan Survey


1.Pekerjaan Perintisan :

a.Pekerjaan perintisan berupa merintis atau membuka karena tempat yg akan diukur sehingga pengukuran sanggup berjalan lancar.
b.Perperalatanan yg digunakan untuk perintisan ialah parang, kampak dan sbgnya.
c.Perintisan diusahakan mengikuti koridor yg telah diplot di atas peta topografi atau atas petunjuk Kepala Satuan Kerja / Project officer.

2.Pekerjaan pengukuran :

a.Sebelum melsayakan pengukuran harus diadakan investigasi peralatan yg baik yg sesuai dengan ketelitian peralatan dan dibuatkan daftar hasil investigasi peralatan tersebut.
b.Awal pengukuran dilsayakan pada tempat yg gampang dikenal dan aman, dibentuk titik tetap (BM) yg diambil dari titik triangulasi atau lokal.
c.Awal dan selesai proyek hendaknya diikatkan pada titik- titik tetap (BM).
d.Pekerjaan pengukuran topografi sedapat mungkin dilsayakan sepanjang planning as jalan (mengikuti koridor rintisan) dengan mengadakan pengukuran- pengukuran tambahan.-bahan. pada tempat persilangan dengan sungai dan jalan lain sehingga memungkinkan diperoleh as jalan sesuai dengan standar yg ditentukan.

  • Pengukuran Titik Kontrol Horizontal

a).Pengukuran titik kontrol dilsayakan dalam bentuk polygon tertutup.
b).Sisi polygon atau jarak antara titik polygon maksimal 100 meter diukur dengan peges ukur (meteran)
c).Patok-patok untuk titik-titik polygon ialah patok kayu, sedang patok- patok untuk titik ikat ialah dari beton.
d).Sudut-sudut polygon diukur dengan peralatanukur Theodolit jenis Wild-T2.
e).Titik-titik ikat (BM) harus diukur sudutnya dengan peralatan yg sama dengan peralatan pengukuran polygon, jaraknya diukur dengan pegas (meteran) / jarak langsung, Ketelitian polygon ialah sbg berikut:
Kesalahan sudut yg diperbolehkan ialah 10” kali akar jumlah titik poligon.
Kesalahan azimuth pengontrol tidak lebih dari 5”
Pengamatan matahari dilsayakan pada titik awal proyek, dan pada setiap jarak 5 km (kurang lebih 60 titik polygon) pada titik selesai pengukuran.
Pengamatan matahari pada tiap titik dilsayakan dalam 4 seri (4 biasa dan 4 luar biasa).


  • Pengukuran Titik Vertikal

a).Jenis peralatan yg digunakan untuk pengukuran ketinggian ialah cukup dengan peralatan waterpass jenis NAK-2 atau yg setingkat.
b).Untuk pengukuran ketinggian dilsayakan dengan double stand dilsayakan 2 (dua) berdiri peralatan, dengan perbedaan pembacaan maksimum 2 mm.
c).Rambu ukur yg digunakan harus dalam keadaan baik dalam arti pembab skala terang dan sama.
d).Setiap kali pengukuran dilsayakan 3 (tiga) pembacaan benang atas, tengah dan bawah.
e).Benang Atas (BA), Benang Tengah (BT) dan Benang Bawah (BB), memiliki kontrol pembacaan : 2BT = BA + BB
f).Ketelitian pengukuran dihentikan melampaui 10 kali akar D.
g).Referensi leveling memakai tumpuan koordinat geografis.

  • Pengukuran Situasi

a).Pengukuran situasi dilsayakan dengan peralatan Tachimetri (To).
b).Ketelitian peralatan yg digunakan ialah 10 “
c).Pengukuran situasi tempat sepanjang planning jalan harus mencsayap semua keterangan yg ada di tempat tersebut.
d).Untuk tempat – tempat jembatn atau perpotongan dengan jalan lain pengukuran harus diperluas (lihat pengukuran khusus).
e).Tempat-tempat sumber material jalan yg terdapat di sekitar jalur jalan perlu diberi tanda di atas peta dan dan di photo (jenis dan lokasi material).


  • Pengukuran Penampang Memanjang

a).Pengukuran Penampang memanjang dilsayakan sepanjang sumbu planning jalan.
b).Alat yg digunakan ialah jenis Theodolit atau peralatan ukur lain yg memiliki ketelitian yg sama.


  • Pengukuran Penampang Melintang

a).Pengukuran penampang melintang pada tempat yg datar dan landai di buat setiap 50 m dan pada daerah-daerah tikungan / pegunungan setiap 25 m.
b).Pada tempat yg menikung, dari as jalan ke arah luar 25 m dan kearah dalam 75 m.
c).Lebar pengukuran penampang melintang 50 m ke kiri dan ke kanan as jalan.
d).Khusus untuk perpotongan dengan sungai / jalan dilsayakan dengan ketentuan khusus (lihat pengukuran khusus).
e).Alat yg digunakan ialah sejenis Wild – To.


  • Pengukuran  Khusus Jembatan

a).Pengukuran situasi tempat sepanjang jembatan harus mencsayap semua keterangan yg ada di tempat sepanjang jalan dan jembatan misalnya: ruamah, pohon, pohon pelindung jalan, pinggir jalan pinggir selokan, letak gorong-gorong serta dimensinya, tiang listrik, tiang telepon, batas-batas bangunan jembatan, batas sawah, batas kebun, arah fatwa air dan lain sbgnya.
b).Patok Km dan Hm yg ada  pada tepi jalan harus diambil dan dihitung koordinatnya. Ini maksudnya untuk memperbanyak titik tumpuan pada inovasi kembali sumbu jalan yg direncanakan.
c).Daerah yg diukur 200 meter panjang masing- masing oprit jembatan, 100 meter pada kiri dan kanan as jalan pada tempat sungai, 50 meter kiri dan kanan as jalan yg mencsayap patok DMJ.
d).Alat yg digunakan ialah sejenis Wild-To.


  • Pemasangan Patok – Patok

a).Patok beton dibentuk dengan ukuran 15x15x60 cm dan harus dipasang pada awal / selesai 2 (dua) buah dan pada patok antara dipasang dengan interval 1 km dan berpotongan planning jalan dengan sungai 2 buah seberang – meneberang.
b).Patok beton tersebut harus ditanam kedalam tanah sepanjang kurang lebih 45 cm (yg kelihatan di atas tanah kurang lebih 15 cm).
c).Patok-patok (BM) diberi tanda BM dan Nomor Urut.
d).Untuk memudahkan pencarian patok kembali, sebaiknya pada pohon-pohon di sekitar patok diberi cat atau pita atau gejala tertentu contohnya  …. (nomor urut / 2014).
e).Patok polygon maupun patok stasion diberi tanda cat kuning dengan tulisn hitam yg diletakan di sebelah kiri  ke arah jalannya pengukuran.
f).Khusus untuk profil memanjang titik-titiknya yg terletak di sumbu jalan diberi psaya yg dilingkari cat kuning sbg tanda.
g).Pembuatan  tulangan  dan cetakan BM dilsayakan di Base Camp. Dan pengecoran BM dilsayakan dilokasi pemasangan
h).BM dipasang pada lokasi yg aman, tidak terganggu dikala pelaksanaan acara konstruksi dan gampang dicari .jarak  50 m dari planning bangunan. Patok ditanam ke dalam tanah sepanjang kurang lebih 50 cm (yg kelihatan di atas tanah kurang lebih 20 cm). 
i).Baik patok beton maupun patok-patok polygon diberi tanda benchmark (BM) dan nomor urut, ditempatkan pada tempat yg lebih kondusif dan gampang pencariannya.
j).Untuk memudahkan pencarian patok sebaiknya pada pohon-pohon disekitar patok diberi cat atau pita atau gejala tertentu.
k).Untuk patok kayu harus dibentuk dari bahan.-bahan. yg berpengaruh dengan ukuran (3x5x50) cm3 ditanam sedalam 30 cm, dicat merah dan dipasang psaya di atasnya serta diberi isyarat dan nomor yg teratur.
l).Pendokuentasian, mencakup pembuatan skets lokasi BM untuk deskripsi dan pemotretan BM dalam posisi "Close Up", untuk lembar deskripsi BM.




  • Perhitungan dan Pengambaran Peta

a).Perhitungan koordinat polygon utama disederhana/dasarkan pada titik – titik ikat yg dipergunakan.
b).Penggambaran titik – titik polygon harus disederhana/dasarkan pada hasil perhitungan koordinat, dihentikan secara grafis.
c).Gambar ukur yg berupa gambar situasi dalam kertas millimeter dengan skala 1:1000 untuk situasi jalan, skala 1:500 untuk situasi jembatan.
d).Ketinggian titik detail harus tercantum dalam gambar ukur begitu pula semua keterangan – keterangan yg penting. Ketinggian titik tersebut perlu dicatumkan.





C.Pelaporan 


Laporan Akhir Survey Tofografi harus mencsayap sekurang-kurangnya pembahasan mengenai hal-hal berikut: 
1.Data proyek.
2.Peta situasi proyek yg menunjukkan secara terang lokasi proyek terhadap kota besar terdekat.
3.Kondisi morfologi sepanjang lokasi
4.Kondisi tubuh jalan yg ada sepanjang trase jalan
5.Batuan penyusun (stratigrafi) sepanjang trase jalan. Untuk peta penyebaran batuan disiapkan dalam kertas HVS ukuran A3 dan diwarnai sesuai dengan standar pewarnaan geologi dan diberi notasi 
6.Hasil selesai investigasi laboratorium dijadikan teladan untuk perbaikan hasil diskripsi secara visual.
7.Penyebaran jenis tanah sepanjang trase jalan. Untuk peta penyebaran tanah disiapkan dalam kertas kalkir ukuran A3 dan diwarnai sesuai dengan standar pewarnaan geologi dan diberi notasi.
8.Analisis perhitungan konstruksi timbunan dan stabilitas lereng. 
9.Analisis longsoran sepanjang trase jalan
10.Sumber bahan.-bahan. konstruksi jalan (jenisnya dan asumsi volume cadangan).
11.Gejala struktur geologi yg ada (kekar, sesar/patahan dsb.) beserta lokasinya.
12.Rekomendasi.
Check List KegiatanPengesahanPihak  yag terlibat
aBcde

a.Penetapan lokasi dan jenis survey pada peta

b.Persetujuan ijin, lokasi dan tanggal pelaksanaan survey

c.Pembuatan surat ijin survey ke instansi terkait

d.Persiapan kebutuhan perperalatanan, formulir dan personil

e.Pelaksanaan survey sesuai lokasi yg ditentukan
Pengisian data ke formulir yg sesuai
Pengambilan sample
Pengambilan foto survey

f.Pengujian Laboratorium sampel tanah

g.Pembuatan laporan pelaksanaan survey


1.         Rekomendasi.
Check List Kegiatan
Pengesahan
Pihak  yag terlibat
a
B
c
d
e

a.    Penetapan lokasi dan jenis survey pada peta

b.    Persetujuan ijin, lokasi dan tanggal pelaksanaan survey

c.    Pembuatan surat ijin survey ke instansi terkait

d.    Persiapan kebutuhan perperalatanan, formulir dan personil

e.    Pelaksanaan survey sesuai lokasi yg ditentukan
·   Pengisian data ke formulir yg sesuai
·   Pengambilan sample
·   Pengambilan foto survey

f.     Pengujian Laboratorium sampel tanah

g.    Pembuatan laporan pelaksanaan survey

Catatan:
Pihak yg terkait adalah:
a.    Koordinator Survey Lapangan
b.    Engineer
c.    Team Leader
d.    Pemberi tugas

didiskusikan
disetujui

disetujui


disetujui


dilsayakan



dilsayakan

dilsayakan

dilsayakan
dilsayakan

dilsayakan


dilsayakan











x



x

x

x
x

x
x







x









x
x

x


x

x














x


x











Gambar 2. 1 Bagan Alir (Flowchart) survey topografi
Demikian sedikitnya klarifikasi dari aku mengenai
metodologi dan Pelaksanaan Perencanaan teknis jembatan. Terima Kasih. GBU.

Subscribe to receive free email updates: