Alat Bantu dan Alat Keselamatan Kerja
Adapun peralatan bantu pada proses pengelasan sbg berikut:1. Sikat kawat (wire brush)
Sikat kawat berfungsi untuk membersihkan benda kerja yg akan dilas dan sisa-sisa terak yg masih ada sehabis dibersihkan dengan palu terak.Bahan serabut sikat terbuat dari kawat-kawat baja yg tahan terhadap panas dan elastis, dengan tangkai dari kayu yg sanggup mengisolasi panas dari penggalan yg disikat.
2. Palu las (chipping hammer).
Palu las digunakan untuk membersihkan terak yg terjadi akhir proses pemotongan dan pengelasan dengan cara memukul atau menggores teraknya. Pada waktu membersihkan terak, gunakan kacamata terperinci untuk melindungi mata dari percikan bunga api dan terak. Ujung palu yg runcing digunakan untuk memukul pada penggalan sudut rigi-rigi. Palu las sebaiknya tidak digunakan untuk memukul benda-benda keras, alasannya ialah akan menjadikan kerusakan pada bentuk ujungujung palu sehingga palu tidak bisa berfungsi sbgmana mestinya.3. Tang penjepit
Adapun peralatan keselamatan kerja unutuk pengelasan sbg berikut:a. Topeng las (welding mask)
Untuk melindungi mata, kepala/rambut operator dari percikan-percikan pada dikala melsayakan pemotongan dengan oksi-asetilin atau api las dan benda –benda panas lainnya. Juga untuk melindungi muka operator las terhadap percikan hasil pemotongan, dan ledakan percampuran gas yg tidak sempurna.b. Sarung tangan kulit
Pekerjaan mengelas dan pemotongan selalu berafiliasi dengan panas, kontak dengan panas sering terjadi yaitu pada dikala pengelasan dan pemotongan benda kerja yg memperoleh panas secara konduksi dari proses pengelasan dan pemotongan. Untuk melindungi tangan dari percikan-percikan api las dan percikan pada dikala pemotongan benda-benda panas maka operator las harus menggunakan sarung tangan.c. Jaket kulit/Apron kulit.
Untuk melindungi kulit dan organ-organ tubuh pada penggalan tubuh operator dari percikan-percikan api las pada dikala proses pengelasan dan pemotongan benda kerja serta pancaran sinar las yg mempunyai intensitas tinggi maka pada baian tubuh perlu dilindungi dengan menggunakan jaket kulit atau apron kulit.d. Kaca mata pengaman (safety glasses)
Untuk Melindungi mata pada dikala membersihkan kampuh las serta terak hasil dari pemotongan yg menggunakan palu terak maupun mesin gerinda.Teori K3 Pengelasan
Penggunaan las dalam pengerjaan konstruksi semakin luas sehingga kecelakaan yg diakibatkan oleh proses pengerjaan tersebut juga sering banyak terjadi. Pekerjaan pengelasan merupakan salah satu proses pemesinan yg penuh resiko alasannya ialah selalu berafiliasi dengan api dan bahan.-bahan. – bahan.-bahan. yg gampang terbakar dan meledak terutama sekali pada las gas yaitu gas oksigen dan Asetilin . Kecelakaan yg terjadi aslinya sanggup dikurangi atau dihindari apabila kita sbg operator dalam mengoperasikan peralatan pengelasan dan peralatan keselamatan kerja dipergunakan dengan baik dan benar, mempunyai penguasaan cara – cara pencegahan ancaman akhir proses las .1. Gas dalam asap
Menurut (Harsono, 1996)sewaktu proses pengelasan berlangsung terdapat gas – gas yg berbahaya yg perlu diperhatikan , yaitu :a. Gas karbon monoksida ( CO )
Gas ini mempunyai afinitas yg tinggi terhadap haemoglobin ( Hb ) yg akan menurunkan daya penyerapannya terhadap oksigen .
b. Karbon dioksida (CO2)
Gas ini sendiri aslinya tidak berbahaya terhadap tubuh tetapi jikalau konsentrasi CO2 terlalu tinggi sanggup membahayakan operator terutama jikalau ruangan daerah pengelasan tertutup menyerupai di Lab. Proses Produksi FTI – UAJY.
c. Gas Nitrogen monoksida (NO)
Gas NO yg masuk ke dalam pernafasan tidak merangsang, tetapi akan bereaksi dengan haemoglobin (Hb)seperti halnya gas CO. Tetapi ikatan antara NO dan Hb jauh lebih besar lengan berkuasa daripada CO dan Hb maka gas NO tidak gampang lepas dari haemoglobin, bahkan mengikat oksigen yg dibawa oleh haemoglobin. Hal ini mengakibatkan kekurangan oksigen yg sanggup membahayakan sistem syaraf.
d. Gas nitrogen dioksida ( NO2)
Gas ini akan menawarkan rangsangan yg besar lengan berkuasa terhadap mata dan lapisan pernafasan, bereaksi dengan haemoglobine ( Hb ) yg sanggup mengakibatkan sakit mata dan batuk–batuk pada operator . Keracunan gas ini apabila digunakan untuk jangka waktu yg usang akan berakibat operator menderita penyakit TBC atau paru–paru .
e. Gas-gas beracun yg terbentuk alasannya ialah penguraian dari bahan.-bahan. pembersih dan pelindung terhadap karat .
2. Pencegahan Bahaya
Pada proses pengelasan operator harus benar – benar mengetahui dan memahami ancaman – ancaman yg muncul selama proses pengelasan ini berlangsung. Menurut Harsono, 1996,beberapa banyak sekali macam ancaman pengelasan yg mungkin saja timbul sewaktu proses berlangsung , mencakup :A. Bahaya Ledakan.
Bahaya ledakan yg sering terjadi pada proses pengelasan produk yg berbentuk tangki atau ember bekas daerah penyimpanan bahan.-bahan. – bahan.-bahan. yg gampang menyala atau terbakar. Pada proses pengelasan / pemotongan ini diharapkan beberapa hal persiapan pendahuluan untuk menghindari ancaman ledakan , menyerupai :a. Pembersihan ember atau tangki
Sebelum proses pengelasan berlangsung maka ember atau tangki perlu dibersihakan dengan :
• Air untuk bahan.-bahan. yg gampang larut.
• Uap untuk bahan.-bahan. yg ,mudah menguap.
• Soda kostik untuk membersihkan minyak , gemuk atau pelumas.
b. Pengisian ember atau tangki
Setelah proses pencucian final isilah tangki atau ember dengan air sedikit di bawah penggalan yg akan dilas/dipotong.
c. Kondisi tangki sewaktu proses pengelasan
Selama proses pengelasan berlangsung kondisi tangki atau ember harus dalam keadaan terbuka biar gas yg menguap alasannya ialah pada proses pemanasan gas sanggup keluar.
d. Penggunaan gas lain
Apabila dalam proses pengisian tangki atau ember dengan air mengalami kesulitan maka sbg gantinya sanggup digunakan gas CO2 atau gas N2 dengan konsentrasi minimum 50 % dalam udara .
B. Bahaya Jatuh
Untuk pengerjaan konstruksi bejana, tangki pertamina atau konstruksi bangunan lainnya yg membutuhkan daerah yg tinggi, ancaman yg mungkin sanggup terjadi ialah ancaman jatuh atau kejatuhan yg berakibat fatal . Beberapa langkah yg perlu diambil oleh operator untuk menghindari ancaman ini :a. Menggunakan tali pengaman.
b. Menggunakan topi pengaman untuk mencegah terjadinya kejatuhan benda – benda atau kena panas matahari.
C. Bahaya Kebakaran
Proses pengelasan selalu berafiliasi dengan api sehingga ancaman kebakaran sangat mungkin terjadi mengingat proses ini sangat berafiliasi akrab dengan api dan gas yg gampang terbakar, untuk itu operator perlu sekali mengambil langkah – langkah pengamanan menyerupai :a. Ruangan atau areal pengelasan harus bebas dari kain, kertas, kayu, bensin, solar, minyak atau bahan.-bahan. – bahan.-bahan. lain yg gampang terbakar atau meledakharus ditempatkan di daerah khusu yg tidak akan terkena percikan las.
b. Jauhkan tabung – tabung dan generator dari percikan api las, api gerinda atau panas matahari.
c. Perbaikan pada sambungan – sambungan pipa atau selang – selang terutama susukan Asetilen.
d. Penyediaan peralatan pemadam kebakaran di daerah yg gampang dijangkau menyerupai kolam air, pasir, hidrant .
D. Bahaya Percikan Api / Panas
Bahaya dari percikan api atau panas akan berakibat ancaman kebakaran menyerupai yg diuraikan diatas , tetapi ancaman lainnya ialah pada operator las sendiri yg terkena luka bakar atau sakit mata . Untuk itu operator selalu dianjurkan menggunakan peralatan –peralatan pelindung seperti: sarung tangan, apron, sepatu tahan api, beling mata las, topeng las.E. Bahaya Gas dalam Asap Las
Pencegahan atau tindakan yg harus diambil oleh operator untuk menghindari ancaman gas dalam asap las ialah :a. Pekerjaan las harus dikerjakan dalam ruang terbuka atau ruang yg berventilasi biar gas dan debu yg terbentuk segera terbuang.
b. Apabila ventilasi masih belum cukup memadai maka sebaiknya menggunakan masker hidung.
c. Untuk pengerjaan pengelasan dalam tangki perlu tindakan di bawah ini :
1. Menggunakan penghisap gas / debu.
2. Dibutuhkan seorang rekan operator di luar tangki atau ember yg selalu siaga apabila terjadi bahaya.
3. Voltage lampu penerangan maksimum 12 volt.
F. Bahaya Sinar
Selama proses pengelasan akan menimbulkan cahaya, sinar ultra violet dan sinar infra merah yg berbahaya sehingga diperlukan:a. Pelindung mata atau goegle
Pelindung mata tersebut harus bisa menurunkan kekuatan cahaya tampak dan harus sanggup menyerap atau melindungi mata dari pancaran sinar ultraviolet dan inframerah.Untuk keperluan ini maka pelindung mata harus mempunyai warna transmisi tertentu, contohnya abu-abu, coklat atau hijau (Harsono, 1996). Pelindung mata atau goegle yg mempunyai nomor warna dan penggunaan menyerupai di tunjukkan pada tabel di bawah ini :
Tabel 1. Nomor warna penggunaan goegle
No.warna | Las busur listrik | Las gas |
2,5 | - | Untuk cahaya rendah |
3 | - | Untuk cahaya rendah |
4 | - | Untuk cahaya rendah |
5 | Untuk busur di bawah 30 A | Untuk cahaya sedang |
6 | Untuk busur di bawah 30 A | Untuk cahaya sedang |
7 | Untuk busur di antara 30 s.d. 70 A | Untuk cahaya besar lengan berkuasa |
8 | Untuk busur di antara 30 s.d. 70 A | Untuk cahaya besar lengan berkuasa |
b. Pelindung muka
Pelindung muka digunakan untuk melindungi seluruh muka terhadap kebakaran kulit sbg akhir cahaya busur, percikan yg tidak sanggup dilindungi dengan hanya menggunakan pelindung mata saja.Bentuk dari pelindung muka berberbagai macam-berbagai macam sanggup berupa helmet dan sanggup berupa pelindung yg harus dipegang (Harsono, 1996).
G. Kondisi Lab Kerja
Berikut ini akan penulis ceritakan mengenai kekurangan atau masih di bawah standarnya ruang praktikum modul pengelasan ( modul las listrik dan modul las Asetilen), hal ini bisa dilihat dari :a. Sempitnya ruang praktikum
Luas ruang praktikum modul pengelasan di Lab. Proses Produksi FTI – UAJY dikala ini hanya cuma 3 x 7 x tinggi 2,5 meter yg digunakan untuk dua aktivitas praktikum pengelasan . untuk luas ruangan tersebut pada kondisi puncak dimana semua kapasitas penerima praktikum terpenuhi maka akan dipenuhi oleh 10 orang praktikan dan ajudan .
b. Terlalu rendahnya atap
Tinggi atap yg cuma 2,5 meter berakibat sirkulasi udara tidak lancar dan temperatur udara cepat panas sehingga operator ( praktikan dan ajudan ) menjadi cepat lelah.
c. Ventilasi udara kurang
Tidak adanya ventilasi udara atau sirkulasi udara tidak lancar apalagi pada animo penghujan dimana suhu udara lembab berakibat operator menjadi cepat lelah, sesak napas.
d. Semakin banyaknya penerima praktikum tiap tahunnya.
Dengan di bawah standarnya kondisi ruang praktikum modul pengelasan untuk praktek proses produksi tersebut akan berakibat :
• Munculnya ancaman asap.
• Seringnya praktikan dan ajudan praktikum mengalami sesak napas yg berakibat terjangkit penyakit paru – paru .
Pemecahan masalah
Untuk sanggup memecahkan problem tersebut maka perlu adanya perhatian yg khusus dari pihak institusi. Disini penulis mencoba menawarkan masukan yg mungkin sanggup membantu supaya aktivitas praktikum pengelasan di Lab. Proses Produksi bisa berlangsung lancar dan kondusif sehingga ancaman – ancaman yg diakibatkan oleh praktikum pengelasan sanggup dihindari , contohnya :
a. Penambahan.-bahan. ruang praktikum.
b. Penambahan.-bahan. blower.
c. Mempertinggi atap ruang praktikum.
d. Penyediaan makananatau minuman pemanis contohnya susu untuk menetralisir terjadinya sesak napas sehabis aktivitas praktikum pengelasan selesai.