Oleh: Tri Ayodha Ajiwiguna
Ventilasi dalam sebuah bangunan yg dihuni insan merupakan salah satu hal yg perlu diperhatikan. Ventilasi sendiri sanggup diartikan sebagai keluar & masuknya udara dalam bangunan. Banyak hal yg telah dilakukan untuk buat sistem ventilasi dalam bangunan menjadi lebih optimal. Dalam aritikel ini akan membahas ihwal pekhasiatan energi panas surya (solar thermal) untuk keperluan ventilasi.
Salah satu cara yg sanggup diakukan yaitu dengan konsep menyerupai pada gambar. Sistem ventilasi terdiri dari lapisan beling & lapisan bahan2 penyerap panas dengan udara diantara kedua lapisan tersebut. Pada gambar terlihat pada ketika matahari menyinari bab dinding kiri, sinar matahari menembus lapisan beling sampai mencapai lapisan bahan2 penyerap panas. Panas dari radiasi matahari diserap oleh bahan2 penyerap panas sehingga temperaturnya mejadi lebih tinggi. Udara yg akrab dengan bahan2 penyerap panas juga otomatis menjadi lebih panas alasannya a&ya perpindahan kalor. Udara yg lebih panas akan mempunyai massa jenis yg lebih rendah sehingga mengalami pergerakan ke atas akhir gaya buoyancy (archimides). Udara yg awalnya berada di akrab bahan2 penyerap panas ini menjadi naik & balasannya keluar bebas. Udara yg keluar ini akan digantikan dengan dengan udara dari dalam ruangan yg mungkin sudah tidak terlalu banyak mengandung oksigen & tidak bersih. Karena udara dari dalam ruangan bergerak ke sistem ventilasi, maka udara segar dari luar (dari kanan) terhisap masuk ke dalam bangunan. Manusia yg berada di dalam ruangan pun mendapat udara yg lebih segar. Dengan sistem ini pergerakan/sirkulasi udara menjadi optimal tanpa harus menggunakan energi tambahan2 menyerupai halnya penggunaan kipas.